Penonton langsung bergemuruh. Tidak hanya dari tribun, bahkan staf Ducati di paddock ikut bersorak, tersenyum lebar dan bertepuk tangan atas selebrasi tak biasa sang pembalap.
“Aura Farming” Bertemu Pacu Jalur
Tarian Rayyan yang kini dikenal luas sebagai joget pacu jalur sudah lebih dulu mencuri perhatian dunia maya. Dari pesepakbola PSG, pemain NFL seperti Travis Kelce, hingga kini, pembalap MotoGP dunia pun ikut terkena “demam Rayyan”.
Fenomena ini disebut sebagai “aura farming”, istilah kekinian yang merujuk pada pencitraan keren secara spontan dan otentik. Marquez, yang dikenal jago membaca tren sosial media, tak ketinggalan ikut selebrasi kekinian ini.
“Selebrasi ini untuk menghormati semangat anak-anak muda yang viral dengan cara positif,” ujar Marquez dalam wawancara singkat pasca-balapan.
Dari Sungai Indonesia ke Panggung Dunia
Rayyan Arkhan Dika, bocah asal Kuantan Singingi, Riau, yang awalnya hanya tampil di lomba perahu tradisional, kini membawa budaya pacu jalur menjadi ikon global. Joget khasnya disebut sebagai simbol semangat, percaya diri, dan daya juang.
“Kami tidak menyangka selebrasi Rayyan bisa sampai ke MotoGP. Ini bukan sekadar viral, ini soal kebudayaan lokal yang menembus batas,” kata seorang warganet yang turut memviralkan Rayyan di TikTok dan Instagram.
Dukungan Netizen dan Pemerintah
Usai momen Marquez tersebut, nama Rayyan kembali trending di media sosial Indonesia dan internasional. Banyak yang meminta pemerintah daerah hingga Kemenparekraf untuk menjadikan Rayyan sebagai duta budaya pacu jalur.
“Kalau Valentino Rossi punya moonwalk, kini Marquez punya pacu jalur,” tulis akun penggemar MotoGP di X (dulu Twitter).(***)
