Jakarta, — Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) di Indonesia semakin pesat dan kini memasuki fase baru: mampu mengambil keputusan secara mandiri. Kemampuan ini mulai merevolusi berbagai sektor penting seperti layanan pelanggan, perbankan, dan kesehatan.
Di industri e-commerce, AI digunakan untuk menganalisis riwayat pembelian dan preferensi konsumen. Hasil analisis ini kemudian digunakan untuk menawarkan produk yang lebih relevan secara otomatis, tanpa perlu campur tangan manusia. Hal ini meningkatkan efisiensi layanan sekaligus mendorong angka konversi penjualan.
Sementara itu, di sektor kesehatan, sejumlah rumah sakit telah memanfaatkan AI untuk membantu proses diagnosis penyakit. Dengan menganalisis data pasien secara real-time, sistem AI dapat memberikan rekomendasi medis awal yang mempercepat penanganan, terutama pada kasus-kasus darurat.
Pengamat teknologi dari Institute for Digital Innovation, Dr. Rina Setyowati, menyebut bahwa kemampuan AI dalam mengambil keputusan mandiri menjadi tonggak penting bagi transformasi digital di Indonesia. “Kita tak lagi bicara soal automasi biasa. Sekarang AI benar-benar menjadi mitra berpikir yang bisa menyarankan atau bahkan mengeksekusi keputusan,” ujarnya.
Namun, kemajuan ini juga diiringi tantangan. Para ahli menyoroti pentingnya regulasi dan pengawasan untuk memastikan teknologi ini digunakan secara etis dan bertanggung jawab.(cd/bp)
