BeritaDaerah

Dialog Tokoh Agama di Rebang Tangkas: Perkuat Kerukunan, Cegah Konflik Sosial

Candrika Fathya
×

Dialog Tokoh Agama di Rebang Tangkas: Perkuat Kerukunan, Cegah Konflik Sosial

Share this article

Blambangan Umpu – Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Way Kanan menggelar kegiatan Dialog Antar Tokoh Agama di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Rebang Tangkas, pada Rabu (24/7/2025).

Kegiatan yang diikuti oleh perwakilan masing-masing agama serta para penyuluh agama Islam se-Kecamatan Rebang Tangkas ini berlangsung dalam suasana penuh kekeluargaan dan kebersamaan.

Dialog dibuka secara resmi oleh Ketua KUA Rebang Tangkas, Syahrul Muharromi, S.Ag., M.Ag. Dalam sambutannya, Syahrul menegaskan bahwa kerukunan dan hubungan harmonis antar umat beragama adalah kunci keberlangsungan pembangunan, terutama di Kabupaten Way Kanan.

“Perbedaan bukan alasan untuk saling bermusuhan. Justru menjadi kekuatan untuk membangun bangsa. Peran tokoh agama sangat penting untuk memberi keteladanan dan menyerukan kerukunan kepada umat masing-masing,” ujarnya.

Dalam sesi lain, anggota FKUB Way Kanan David Riyanto, CCP., MHT. memberikan materi bertajuk “Bijak Bermedia Sosial di Era Digital.” Ia menyampaikan bahwa media sosial adalah alat yang bisa membawa kebaikan atau keburukan, tergantung cara penggunaan.

“Medsos bisa menjadi sumber informasi positif jika digunakan dengan bijak. Namun sebaliknya, bisa menimbulkan konflik jika disalahgunakan untuk menyebar hoaks, pornografi, hingga judi online,” jelas David.

Ia pun menekankan pentingnya peran tokoh agama dalam memberikan edukasi kepada umat agar bijak bermedia sosial demi menjaga kerukunan dan ketentraman di masyarakat.

Pada sesi tanya jawab yang dipandu oleh moderator Dr. Suwanto, muncul berbagai pertanyaan seputar isu kerukunan dan pernikahan beda agama. Dua narasumber, Pendeta Hendry Sianipar, STT dan Sugiman, S.H., M.H., menjelaskan bahwa keharmonisan dalam keluarga adalah fondasi utama untuk menciptakan ketentraman sosial di masyarakat.

“Keluarga yang rukun dan damai adalah kunci lahirnya masyarakat yang toleran dan minim konflik,” ujar keduanya.

Acara yang berlangsung dinamis ini ditutup dengan sesi foto bersama antara panitia dan seluruh peserta dialog. (David R)

Loading