Serial Fiksi Perang Iran-Israel dari Perspektif Seorang Penerjemah Terjebak di Tengah Api
Karya : JM Naibahoo
Matahari belum sepenuhnya tenggelam ketika sirene pertama meraung seperti jeritan nenek tua yang kehilangan cucunya. Orang-orang tak lagi menoleh ke atas saat bunyi itu datang. Mereka tahu: jika harus mati, lebih baik sambil berdiri.
Elias Reza sedang duduk di balkon apartemennya ketika langit mendadak memerah. Bukan merah senja yang puitis. Tapi merah kekacauan. Merah api. Merah darah.
Ia menyaksikan dari kejauhan di atas kota Haifa cahaya besar menyembur, diikuti ledakan seperti suara dunia patah di tengahnya.
Itulah serangan pertama Iran, membalas serangan drone Israel tiga hari sebelumnya yang menghancurkan salah satu fasilitas nuklir di Natanz. Tidak ada pengumuman resmi. Tidak ada deklarasi perang. Tapi semua orang tahu: ini bukan lagi pertempuran bayangan.