BeritaInternasional

Benarkah Jepang Akan Tenggelam? Ramalan Ini Ini Picu Krisis Pariwisata, Tiket Anjlok 83%

Candrika Fathya
×

Benarkah Jepang Akan Tenggelam? Ramalan Ini Ini Picu Krisis Pariwisata, Tiket Anjlok 83%

Share this article

Tokyo – Wisata ke Jepang dari sejumlah negara Asia mengalami penurunan tajam menjelang musim panas 2025. Penyebabnya mengejutkan: ramalan gempa besar dari manga berjudul The Future I Saw kembali viral dan memicu kekhawatiran publik.

Data terbaru dari Bloomberg Intelligence dan ForwardKeys mencatat penurunan signifikan dalam pemesanan tiket pesawat ke Jepang, terutama dari Hong Kong. Untuk periode akhir Juni hingga awal Juli 2025, pemesanan anjlok hingga 83% dibandingkan tahun lalu. Secara keseluruhan, terjadi penurunan 50% dibandingkan periode yang sama pada 2024.

Maskapai seperti Greater Bay Airlines dan Hong Kong Airlines bahkan mulai mengurangi jumlah penerbangan ke Jepang sebagai respons terhadap penurunan permintaan.

Fenomena ini dipicu oleh ramalan bencana yang tertuang dalam manga karya Ryo Tatsuki. Dalam komik yang pertama kali terbit tahun 1999 tersebut, digambarkan adanya gempa besar yang akan melanda Jepang pada Juli 2025, disusul tsunami dan dampak ke negara-negara tetangga seperti Hong Kong, Taiwan, dan Filipina. Manga itu kembali diterbitkan pada 2021 dengan tambahan konten, dan kini viral di media sosial lewat unggahan Facebook dan video YouTube yang telah ditonton jutaan kali.

Meskipun belum ada dasar ilmiah atas prediksi ini, dampaknya nyata. “Spekulasi gempa bumi jelas berdampak negatif pada pariwisata Jepang, dan akan memperlambat pertumbuhan untuk sementara,” ujar analis Bloomberg Intelligence, Eric Zhu. Ia menyebut Cathay Pacific dan anak usahanya, Hong Kong Express, sebagai maskapai yang paling rentan terkena imbas, karena hampir 20% kapasitas kursinya dialokasikan untuk rute ke Jepang hingga musim gugur 2025.

Pemerintah Jepang pun mulai merespons. Gubernur Prefektur Miyagi, Yoshihiro Murai, menyatakan kekhawatiran publik telah merusak citra pariwisata dan meminta masyarakat untuk tidak mempercayai spekulasi yang tak berdasar. Badan Meteorologi Jepang juga menegaskan bahwa belum ada teknologi yang bisa memprediksi waktu pasti terjadinya gempa bumi secara akurat.

Jepang sendiri memang berada di wilayah Cincin Api Pasifik, yang rawan gempa. Trauma kolektif akibat gempa besar dan tsunami tahun 2011, serta bencana nuklir Fukushima, membuat publik lebih sensitif terhadap isu-isu bencana alam.

Namun, sektor pariwisata Jepang sejatinya masih mencatatkan angka impresif. Pada April 2025, Jepang mencatat rekor kunjungan wisatawan asing sebanyak 3,9 juta orang, didorong oleh pelemahan Yen dan daya tarik budaya Jepang.

Ryo Tatsuki, sang pembuat manga, mengklaim bahwa visinya bersumber dari mimpi-mimpi yang ia alami. Ia bahkan mengaku tengah bersiap menghadapi Juli 2025 dengan menyimpan logistik dan menyiapkan jalur evakuasi. “Saya berniat tetap waspada setiap hari seiring mendekatnya bulan Juli 2025,” katanya.

Meskipun para ilmuwan menolak prediksi semacam ini, kekuatan viral dari konten fiksi terbukti mampu mempengaruhi perilaku dan ekonomi secara riil.(***)